Rabu 06 Mar 2019 11:03 WIB

Ernest Padukan Prestasi Hafalan Quran dan Matematika

Ia meraih sederet prestasi dari tingkat kota hingga nasional.

Ernest Regia Achmad Chandra, siswa SMP Bosowa Bina Insani yang hafizh Quran dan juara OSN Matematika. tingkat nasional.
Foto: Dok SBBI
Ernest Regia Achmad Chandra, siswa SMP Bosowa Bina Insani yang hafizh Quran dan juara OSN Matematika. tingkat nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Allah menjamin siapa pun yang ingin menghafal Alquran, pasti Allah mudahkan. Hal itu ditegaskan oleh Allah dalam Alquran. Terbukti, banyak sekali hafizh (penghafal) Alquran dari semua rentang usia. Baik anak-anak, remaja, dewasa, bahkan kakek dan nenek. 

Sekadar contoh, Rumah Tahfizh yang dibina oleh Program Pembinaan Penghafal Alquran (PPPA) yang dirintis oleh Ustaz Yusuf Mansur di Indonesia dan berbagai tempat di empat benua, telah melahirkan para hafizh Quran dari kalangan anak-anak  kecil hingga mereka yang usianya sudah senja.

Fakta juga membuktikan, pelajar  dan mahasiswa yang hafal Quran biasanya juga bagus nilai akademiknya. “Santri, pelajar dan mahasiswa yang jadi hafizh Quran, biasanya nilai akademiknya juga bagus. Sebab, orang yang hafal Quran adalah orang yang cerdas,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Sa’id Yusuf, Parungbingung, Depok, Dr KH Saroni SAg, MPd kepada  Republika.co.id, pekan  lalu.

Apa yang dikatakan Kiai Saroni dibuktikan oleh  Ernest Regia Achmad Chandra atau biasa dipanggil Egi. Remaja yang lahir di Jakarta, 12 Maret 2004 itu adalah putra dari pasangan Okke Achmad Bachruddin dan Ferina Maryati.

Saat ini Ernest  adalah siswa SMP Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat. Sosok siswa yang sederhana dan murah senyum itu diterima di sekolah tersebut melalui jalur prestasi. Sebelumnya, ia bersekolah di SD Bosowa Bina Insani.

“Alhamdulillah,  ternyata Egi benar-benar anak yang berprestasi khususnya di bidang matematika. Selain jago di bidang matematika Egi juga tercatat siswa yang memiliki hafalan Quran tertinggi di sekolah ini,” kata Kepala SMP Bosowa Bina Insani, Haposan Andi melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/3).

Yang menarik, kata Andi, terkait cara Egi menghafal Alquran. “Egi mendapatkan hafalannya dengan menghafal sendiri saat di masjid. Masya Alloh.  Dan saat waktu luang diisi dengan membaca apa saj,” tuturnya.

Andi menyebutkan, selama bersekolah di Bosowa Bina Insani, Ernest telah mengukir sederet prestasi. Baik di sekolah, maupun luar sekolah. Prestasi di sekolah antara lain:  Medali Perunggu OSN Tingkat Nasional 2018 Padang; Passinggrade 2 Nasional seleksi OSN Provinsi 2018;  Juara 1 OSN Tingkat Provinsi Jawa Barat 2018; Juara 1 OSN Tingkat Kota Bogor 2018; Piagam Penghargaan Walikota Bogor siswa berprestasi se Kota Bogor 2018; Juara 6 Mathematics Competition for Junior High School Forum Ilmiah Matematika Nasional 2018 Universitas Negeri Semarang ; Juara 1 Kompetisi UNSMP seJabodetabek-Bandung-Semarang Bintang Pelajar 2018 Universitas Indonesia;  West Java Leader Reading Challenge Tingkat Provinsi Jawa Barat 2017;  dan Piagam Penghargaan Walikota Bogor siswa berprestasi se-Kota Bogor 2017.

photo
Ernest Regia Achmad Chandra berhasil menorehkan berbagai prestasi di sekolah maupun lur sekolah, dari tingkat kota hingga nasional.

Selain itu,  Juara 5 Olimpiade Matematika antar-Sekolah Islam dan Madrasah se Indonesia OPTIKA17 2017 UIN Syarif Hidayatullah;  Juara 3 OSN Tingkat Provinsi Jawa Barat 2017; Juara 1 OSN Tingkat Kota Bogor;  Juara 1 Olimpiade Matematika dan Piala Bergilir Walikota Bogor 2017 Cahaya Rancamaya; Penerima Beasiswa Penuh siswa berprestasi SMP Bosowa Bina Insani 2016; Juara 1 Tryout SD se Bogor Raya 2016 SMP Birrul Walidayin;  Juara 4 OSN SD Tingkat Provinsi Jawa Barat 2015; dan Juara 1 OSN SD Tingkat Kabupaten Bogor 2015.

Adapun prestasi di luar sekolah antara lain, Semifinalis Tahfizh Quran se Kementerian Keuangan 2017;  dan Juara 2 Tahfizh  Quran se Kementerian Keuangan 2015. “Berdasarkan hasil wawancara dengannya, Egi sudah menyukai matematika dari TK, dan ayahnya mendukung dengan membelikan buku-buku latihan matematika. Yang menarik,  seumur hidupnya Egi belum pernah ikut les matematika. Ketika kelas 7 di SMP Bina Insani Egi masuk dalam Ekskul MIPABI Matematika hingga kelas 8,” papar Andi.

Andi menambahka, menurut Egi, guru-guru di sekolahlah yang berperan penting dalam keberhasilan Egi selama ini. “Di antaranya Pak Tantan dan Bu Novi. Selain itu juga, Pak Muhidin sebagai guru MIPABI dan Pak Hadi dari Yayasan BOSOWA Bina Insani. Selain itu, biasanya sekolah akan memberikan waktu khusus dan guru khusus ketika Egi akan menghadapi lomba,” tuturnya.

Andi sangat mengparesiasi perjuangan Egi. Menurutnya, Egi merupakan salah satu aset berharga Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI).  “Deretan prestasi yang diraih oleh Egi adalah sebuah capaian yang luar biasa untuk meningkatkan dan memotivasi para guru dan juga siswa Sekolah Bosowa Bina Insani,” ujarnya.

Andi berharap,   akan lahir generasi-generasi  seperti Egi pada  tahun-tahun  berikutnya. “Sebagai apresiasi atas berbagai prestasi yang telah diraihnya,  kami merekomendasikan kepada Yayasan Bosowa Bina Insani untuk diberikan beasiswamelanjutkan ke SMA Bina Insani kepada Ernest Regia Achmad Chandra,” papar Haposan Andi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement