Selasa 21 Jan 2020 00:40 WIB

Kak Seto: Kepekaan Lingkungan Harus Ditingkatkan

Kak Seto menanggapi kasus dugaan bunuh diri siswi SMP.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Kak Seto
Foto: .
Kak Seto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa Kak Seto mengatakan, lingkungan berperan penting terhadap tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, kepedulian dan kepekaan lingkungan sekitar terhadap seorang anak perlu ditingkatkan.

Kasus dugaan bunuh diri yang terjadi pada seorang siswi kelas VIII SMP di Jakarta Timur berinisial SN menjadi hal yang memprihatinkan banyak pihak. SN diduga bunuh diri dengan loncat dari lantai empat sekolahannya pada Selasa (14/1).

Baca Juga

Berbagai asumsi muncul mengenai alasan sebenarnya SN memutuskan untuk bunuh diri. Namun, hingga saat ini pihak kepolisian menjelaskan masih mendalami kasus tersebut. Pihak kepolisian harus berhati-hati karena saksi banyak yang merupakan teman SN dan masih tergolong usia anak.

Terkait kasus tersebut, Kak Seto mengatakan kepedulian lingkungan menjadi penting. Ia berpendapat keputusan anak untuk melakukan bunuh diri biasanya disebabkan karena ia merasa terasingkan.

"Ini anak kenapa bunuh diri itu karena dia merasa teralienasi bahasa psikologinya, terasingkan. Dia merasa di dunia ini tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau tahu. Akhirnya dia sepakat untuk ke dunia yang lain," kata Kak Seto, dihubungi Republika, Senin (20/1).

Kepedulian lingkungan anak tersebut menjadi sangat penting ketika rasa terasingkan itu muncul. Ia menyebut, yang paling penting adalah pendidikan di keluarganya. Tidak hanya itu, tetangga juga sebenarnya bisa berperan dalam menjaga anak tersebut.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, saudara yang paling terdekat adalah tetangga. Oleh sebab itu, ia juga mencanangkan program sparta atau seksi perlindungan anak tingkat rukun tetangga.

Apabila tetangga merasa mencurigai sesuatu terjadi pada anak di lingkungannya, maka bisa dilaporkan ke seksi ini. "Tetangga kiri dan kanan, lihat anak ini kok diam saja di rumah, tidak sekolah atau apa. Nah, mungkin segera lapor ke seksi ini dan petugas bisa mengetuk pintu apa yang sebenarnya terjadi," kata Kak Seto.

Pada prinsipnya, kata dia, anak akan belajar dari lingkungannya. Anak adalah peniru terbaik maka harus dibimbing dengan baik. Karakter-karakter baik ataupun buruk yang ditampilkan orang tua akan dengan mudah ditiru oleh anak mereka.

Kak Seto menegaskan, hal terpenting dalam melindungi anak adalah kepekaan dari lingkungannya. "Ini upaya untuk membentu karakter senang bekerja sama, peduli, sensitif, empati terhadap perasaan orang, dan sebagainya," kata dia lagi.

 Ketua PB PGRI Dudung Nurullah Koswara mengatakan guru harus lebih peka terhadap setiap anak didiknya. Kepekaan ini perlu untuk dimiliki untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan mental seorang siswa.

Dudung mengatakan, guru mestinya secara aktif mendeteksi dinamika personal anak didik. "Terutama guru yang bertugas di kesiswaan, guru BK, dan para wali kelas harus benar-benar sensitif bekerja. Harus lebih super peka," kata Dudung.

Ia menjelaskan, tanda-tanda anak tidak sehat atau ada masalah harus menjadi konsentrasi guru. Menurut Dudung, selain mengajar akademik tugas guru adalah menjadi orang tua anak didik selama di sekolah.

"Itulah tugas guru, sangat berat dan tidak ringan. Makanya Mendikbud tidak terlalu suka guru dibebani administrasi dan segala tetek bengek. Utamakan mengawasi anak didik," kata dia lagi.

Ia merasa prihatin, ketika sekolah ramah anak (SRA) sedang digaungkan justru terjadi peristiwa bunuh diri siswa di sekolahnya. Dudung melihat, keputusan bunuh diri tersebut merupakan tumpukan dari masalah yang diderita oleh SN selama ini. Ia pun menyayangkan kejadian tersebut dan berharap guru, orang tua, serta kepala sekolah harus menjadi lebih sensitif.

Menurut dia, mendidik, mengajar, dan mengasuh anak didik tidak bisa sekadar klasikal atau kolosal lagi. Para guru dan kepala sekolah tidak gugur tugasnya saat mengajar klasikal di ruang kelas atau memberi informasi secara kolosal saat upacara.

"Dibutuhkan pendekatan personal. Di sinilah letak kompetensi pedagogik guru diuji," kata Dudung. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement