Selasa 19 Sep 2017 10:07 WIB

Mayoritas Penderita Kanker Payudara Telat Berobat

Rep: Desy Susilawati/ Red: Esthi Maharani
Simbol kanker payudara
Foto: akiavintage.com
Simbol kanker payudara

REPUBLIKA.CO.ID, Kanker payudara saat ini menjadi pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia. Padahal sebelumnya kanker serviks yang menduduki posisi teratas. Namun setelah vaksin serviks ditemukan, maka kanker payudara naik jadi pembunuh nomor satu. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Indonesia Goes Pink (IGP), Samantha Barbara, yang juga merupakan anggota LovePink, komunitas peduli kanker payudara.

Fakta lainnya menyebutkan bahwa wanita Indonesia yang menderita kanker payudara seringkali telat berobat ke rumah sakit. Sebanyak 44 persen datang ketika sudah stadium 3, dan 32 persen datang pada stadium 4. Padahal, lanjut Samantha, di negara maju hanya 20 persen penderita kanker yang berobat terlambat, sisanya 80 persen pasien berobat saat stadium awal.

Fakta lain menyebutkan bahwa tahun ini satu dari tiga orang menderita kanker payudara dan yang mengerikan tahun 2030 diprediksi bahwa satu dari tiga orang wanita Indonesia akan mengalami kanker payudara. Data lain dari WHO menyebutkan 8,2 juta wanita di dunia meninggal karena kanker payudara. WHO juga memprediksi akan terjadi peningkatan kasus kanker di Indonesia hingga mencapai 7 kali lipat dari kasus yang ada sekarang.

Berdasarkan fakta tersebut, LovePink melakukan survei terhadap 1359 wanita di Jakarta, September 2017 ini. Survey dilakukan untuk melihat tingkat kepuasan pasien terhadap dokter di rumah sakit dan fasilitas lainnya. Survei ini juga ingin mencari tahu kendala utama seputar upaya pencegahan (deteksi dini) dan pengobatan kanker payudara (treatment and recovery phase) di Indonesia. Selain itu juga ingin mengukur indikator keberhasilan dari upaya edukasi (preventive action) dan memotret tantangan yang dihadapi pasien kanker selama masa pengobatan.

Hasil survey menunjukkan adanya pergerakan ke arah pasien kanker payudara pada usia muda. Dulu yang berpotensi kena kanker payudara adalah mereka yang berusia 40 sampai 50 tahun. Sekarang usia 30 tahun sampai 40 tahun sudah banyak terkena kanker payudara. Selain itu, hasil survey juga menyebutkan bahwa pasien kanker payudara sering terlambat dalam mendapatkan penanganan karena pasien datang untuk memeriksakan payudaranya setelah stadium lanjut.

Dan menurut hasil survey tersebut, banyak pasien kanker Indonesia berobat keluar negeri karena menganggap dokter di Indonesia kurang komunikatif dan alasan lainnya. Sekitar 40 persen responden percaya terhadap dokter dan kemampuan dokter dalam memberikan rekomendasi pengobatan kanker payudara. Lebih dari 80 persen responden mengetahui gejala-gejala fisik kanker payudara namun tidak melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) yakni deteksi kanker payudara dengan tenaga terlatih, secara rutin dan jika menemukan gejala segera berkonsultasi ke dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement