Senin 09 Oct 2017 18:49 WIB

Bahaya Penyebaran Penyakit Ditularkan Nyamuk

Rep: Novita Intan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Nyamuk Malaria
Foto: ABC News
Nyamuk Malaria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia adalah negara tropis yang kerap terancam penyakit ditularkan nyamuk. Beberapa penyakit yang ditularkan vektor nyamuk seperti demam berdarah dengue (DB), malaria, chikungunya, dan zika.

Jumlah penyakit yang ditularkan nyamuk tersebut semakin meningkat. Salah satu pemicunya adalah populasi nyamuk semakin banyak, disebabkan perubahan iklim global.

Suhu global yang meningkat menyebabkan nyamuk sering kawin, bertelur terus sehingga meningkatkan penyakit yang ditularkannya. Nyamuk juga lebih 'bandel' karena semakin pintar beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Nyamuk yang tadinya mudah mati dengan obat nyamuk yang mengandung organofosfat misalnya, belakangan ini mulai kebal dan tidak mati dengan zat tersebut.

Dr Leonard Nainggolan, Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi dari Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik dan Infeksi Indonesia (PETRI) menjelaskan, nyamuk adalah hewan kecil yang paling cepat beradaptasi dengan lingkungan. "Ada tiga penyakit utama yang ditularkan melalui nyamuk, yaitu malaria, demam berdarah, dan filariasis," ujarnya di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (9/10).

Bahkan, pihaknya telah melakukan penelitian pada 2009 menunjukkan, satu kasus DB menghabiskan rata-rata Rp 1,5 juta, belum termasuk transportasi, lost of income, dan biaya penanggulangan wabah.

Jenis nyamuk penyebab ketiga penyakit tadi adalah Aedes (terutama Aedes aegypti) yang juga menyebabkan yellow fever, zika, dan chikungunya. Nyamuk Anopeles (penyebab malaria) dan nyamuk Culex (nyamuk rumah/kebon) dapat menularkan kaki gajah (filariasis) dan enchepalitis.

Tahun 2016 WHO membuat peta penyebaran DB di dunia. Di Indonesia sendiri sejak tahun 1970 sudah ditemukan virus dengue. Saat ini di hampir seluruh provinsi di Indonesia sudah terjangkit virus dengue. "Ini menjadi salah satu penyebab jumlah kasus DB meningkat karena penyebaran nyamuk semakin meluas," kata Leo.

Pencegahan nyamuk penyebab penyakit menular ini perlu dilakukan dengan pendekatan terpadu. Tidak hanya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M (menguras, menutup dan mengubur) yang sekarang dikembangkan menjadi 3M plus, ditambah memodifikasi atau mendaur ulang benda-benda yang menjadi sarang nyamuk menjadi benda lain yang lebih berguna.

Kemudian, pengendalian dengan bahan kimia yang menyebabkan nyamuk menjadi resisten juga perlu dikurangi. Beberapa zat kimia yang dibatasi adalah DDT dan organofosfat. "Obat anti nyamuk kimiawi generasi sekarang, konsepnya bukan lagi membunuh nyamuk tetapi membuat pingsan nyamuk. Bahkan sampai 24 jam. Diharapkan selama dia pingsan itu, tidak mendapatkan asupan makanan sehingga akan mati. Ini lebih ramah lingkungan dan manusia," ungkapnya.

Pencegahan lainnya adalah dengan perlindungan perorangan yaitu dengan penggunaan pakaian pelindung, menggunakan insektisida rumah tangga seperti koil nyamuk, aerosol, electric vaporizer mats, atau liquid vaporaizer. Bahan-bahan penolak nyamuk seperti ektrak tumbuhan juga dapat dimanfaatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement