Senin 09 Oct 2017 20:15 WIB

LIPI Pamerkan Ratusan Karya Riset Anak Negeri

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Alam (LIPI) Bambang Subiyanto (dua dari kiri) gelar konferensi pers penyelenggaraan Indonesia Science Expo 2017 di Balai Kartini, Jakarta pada 23-26 Oktober 2017.
Foto: Umi Nur Fadhilah
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Alam (LIPI) Bambang Subiyanto (dua dari kiri) gelar konferensi pers penyelenggaraan Indonesia Science Expo 2017 di Balai Kartini, Jakarta pada 23-26 Oktober 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berancana memamerkan ratusan karya riset anak negeri dalam pameran Indonesia Science Expo (ISE) 2017 pada 23-26 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta. Pameran itu mengusung tiga tema, yakni sains untuk ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan untuk komunitas ilmiah, dan ilmu pengetahuan untuk pemangku kepentingan.

“Kami ingin meningkatkan apresiasi pemangku kepentingan, terutama swasta akan arti penting dan pemanfaatan Iptek bagi pengembangan dunia usaha,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala LIPI Bambang Subiyanto dalam konferensi pers di LIPI, Jakarta, Senin (9/10).

Ia menjelaskan ISE 2017 merupakan bagiian peringatan 50 tahun kiprah LIPI. Penyelenggaraan ISE 2017 mengusung tiga tujuan.

Pertama, pertanggungjawaban pada publik tentang peran dan capaian LIPI membangun bangsa dan negara. Kedua, momentum mengevaluasi atas kekuatan dan kelemahan LIPI dalam menjalankan fungsinya. Khususnya dalam pengembangan iptek dan pemanfaatannya pemangku kepentingan dan masyarakat secara umum.

Ketiga, merumuskan usulan pemikiran atau konsep LIPI membumikan pengembangan ilmu pengetahuan dan kebermanfaatannya bagi masyarakat.

Ketua ISE 2017 Laksana Tri Handoko mengatakan LIPI mengusung tiga tema. LIPI pun mengemasnya berbeda dari penyelenggaraan pada 2015.

Ia menjabarkan tema sains untuk ilmu pengetahuan menyoroti perkembangan ilmu pengetahuan melalui perbaruan teori atau metode, hasil-hasil temuan baru, dan karya tulis ilmiah bereputasi. Kedua, tema, ilmu pengetahuan untuk komunitas ilmiah merupakan kontribusi LIPI mencerdaskan bangsa lewat kebermanfaatan dari hasil-hasil risetnya.

Ketiga, tema ilmu pengetahuan untuk pemangku kepentingan yakni kontribusi LIPI bagi kebijakan negara dan masyarakat melalui pemberian nilai tambah, arah kebijakan, dan perubahan pola kerja bagi kehidupan berbangsa lewat hasil-hasil risetnya. Handoko menuturkan, penyelenggaraan ISE bertujuan mengomunikasikan atau memasyarakatkan kegiatan peneliti Indonesia bidang riset. 

Tujuannya, masyarakat luas dapat memanfaatkannya. “Kami ingin pula agar hasil riset benar-benar terasa manfaatnya bagi masyarakat,” ujar dia.

ISE 2017 menampilkan hasil-hasil riset peneliti, baik kementerian dan lembaga negara, perguruan tinggi, LIPI, serta industri. ISE 2017 dilaksanakan pada 23-26 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta.

Selain pameran sains, ISE 2017 mengemas berbagai kegiatan, seperti, film sains, seni sains, pertunjukkan sains, gim, loka karya, bincang-bincang, Youth Science Fair 2017, Science Based Industrial Innovation Award 2017, Pekan Inovasi Teknologi 2017, pameran industri, pameran perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan, serta lebih dari 18 konferensi ilmiah.

Kegiatan Youth Science Fair baru pertama kali digelar di Indonesia. Kegiatan itu melibatkan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI 2017, Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 2017, Loreal Girls in Science, dan Kalbe Junior Scientist Award.

Pada LKIR, kegiatan ini menjaring 3.706 proposal pada 2017. Dari jumlah itu sebanyak 52 pemenang mendapat bimbingan peneliti LIPI selama tiga sampai empat bulan.

Kegiatan ISE 2017 diharapkan mampu mempertemukan kalangan peneliti, akademisi, pebisnis, serta pemerintah untuk bersinergi memperkenalkan, membangun kerja sama dan menciptakan produk-produk inovasi di berbagai bidang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement