Selasa 17 Oct 2017 17:04 WIB

Studi: Mentega tidak Sejahat yang Diperkirakan

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Mentega
Foto: Pixabay
Mentega

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi mentega kerap dihindari karena dipandang kaya lemak dan tidak menyehatkan. Penelitian menyebut menambahkan mentega dalam makanan tampaknya tidak seburuk yang selama ini dikira.

Berdasarkan hasil riset yang mencakup lebih dari 600 ribu orang, para peneliti menganalisis hubungan antara konsumsi mentega peserta dan risikonya terhadap kondisi kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes. Hasilnya, seperti dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, ditemukan konsumsi mentega tidak serta merta meningkatkan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Separuh peserta studi, yakni mereka yang mengonsumsi mentega sehari-hari, berkurang risiko mengidap diabetes tipe dua hingga empat persen.

Penelitian lebih lanjut tentunya diperlukan untuk membuktikan dan memahami mengapa mentega dapat melindungi dari potensi penyakit diabetes. Walaupun begitu, peneliti percaya itu karena kandungan lemak tak jenuh yang ditemukan pada susu (bahan olahan mentega), yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan sensitivitas insulin.

Kendati demikian, Dr. Dariush Mozaffarian, dekan Friedman School of Nutrition Science and Policy at Tufts di Boston, menjelaskan bahwa sebaiknya peneliti memusatkan perhatian pada jenis makanan yang dimakan ketimbang dengan kandungan lemak atau kalori yang terkandung dalam mentega.

“Pelajari lebih lanjut terkait cara mendapatkan lebih banyak lemak sehat dalam sajian tiap makanan di piring Anda,” tambahnya, dilansir dari Reader's Digest.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement